Jumat, 29 Juni 2012

Strategi dan Tantangan dalam Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) sebagai Kelembagaan Ekonomi di Pedesaan

Abstract Institutional development is one of the fundamental component in all device of Agriculture, Fishery, and Forestry Revitalization Year 2005-2025. Actually, during the time institutional approach have come to fundamental component in agriculture and rural development programs. Farmer institutions tend to only positioned as a means of for the implementation of mere project, not as effort for more empowerment base. Forwards, to be can personate partisipative rural society community asset, hence development of institutions must designed as effort to enhance capacity of society itself so that become self-supportingly. Development of farmer group aliance to be formed each per village, also have to use bases of social local capital with local independence principle, reached throught autonomous principle and empowerment. Keyword: social institution, farmer group aliance, agriculture revitalization, local autonomy, empowerment, local independence.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT WORK DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN MOTIVASI KERJA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTEK PEMBENTUKAN

Strategi pembelajaran yang kurang mendukung dan kurang bervariasi dapat menyebabkan turunnya hasil belajar baik pada mata kuliah teori maupuan praktik bagi mahasiswa. Salah satu model pembelajaran untuk teknologi pembentukan yang dapat digunakan adalah model Kerja Proyek melalui pendekatan proses. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta efektifitas dan efisiensi dalam pengajaran dengan memggunakan metode Kerja Proyek pada perkuliahan praktik teknologi pembentukan sehingga hasil belajar mahasiswa meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran praktik teknologi pembentukan. Subyek penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi D3 Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNIMED pada semeeter ganjil TA 2006/2007 dengan subyek penelitian sebanyak 30 orang mahasiswa. Penelitian tindakan ini memuat empat tahapan yang meliputi : (1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi tindakan, dan (4) refleksi. Hasil penelitian ini setelah pembelajaran dengan metode kerja proyek mengalami peningkatan yang berarti, yaitu sebesar 33,33% dengan perolehan nilai rata-rata sebesar tinggi/kompeten. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kerja proyek mengalami peningkatan terhadap perolehan hasil belaja. Aktifitas mahasiswa selama pembelajaran menunjukkan peningkatan pada total peningkatan siklusnya sebanyak 28,5%. Rata-rata meningkat 24 % dari total siklus. Metode kerja proyek juga memberikan nilai positif dan kreatif serta inovatif bagi dosen praktik itu sendiri, sehingga beberapa permasalahan dan kreatifitas muncul untuk dipecahkan dan ditindaklanjuti dalam bentuk tugas pratik bagi mahasiswa. Respon mahasiswa terhadap pembelajaran dengan metode kerja proyek menunjukkan hasil yang baik. Mahasiswa menjawab sebanyak 28,28% yang sangat setuju, 35,63% menjawab setuju. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar r = 0,69 antara motivasi kerja dan perolehan hasil belajar praktik teknologi pembentukan mahasiswa program D3 Teknik Mesin. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi kerja mahasiswa maka semakin tinggi perolehan hasil belajar mahasiswa atau sebaliknya. Dengan adanya metode kerja proyek, nampak peningkatan terhadap hasil dan proses pembelajaran.

PROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAH KOTA

Profesionalisme aparatur birokrasi publik sangat erat kaitannya dengan penyelenggaraaan pemerintahan yang baik (good governance) dan bagi siapa saja yang berhadapan dengan birokrasi dalam pelayanan publik. Pentingnya mencermati profesionalisme aparatur birokrasi di Indonesia karena aparatur birokrasi publik seringkali bertindak reaktif terhadap perubahan lingkungan (kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi) bahkan cenderung tidak responsif, inovatif dan bersikap masa bodoh dalam menyelenggarakan pelayanan publik. Tesis ini juga memperlihatkan bukti konkrit tentang fenomena tersebut, dimana penelitian ini mengambil tempat pada Kantor Catatan Sipil Kota Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut ditemukan berbagai patologi yang telah mendarah daging pada diri aparatur dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi organisasi. Seperti patologi red tape, pungli, menunggu petunjuk atasan, dan lainnya. Dalam penelitian ini juga ditemukan faktor utama yang menghambat profesionalisme aparatur birokrasi publik yaitu keberadaan aturan formal yang secara kaku mengatur tentang peran dan tugas masing masing bagian sehingga aparatur Kantor Catatan Sipil dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi tidak berorientasi kepada apa yang menjadi misi organisasi tapi lebih cenderung kepada aturan formal dan petunjuk atasan. Konsekuensi dari kekakuan tersebut membuat aparat menjadi tidak responsif dan inovatif dalam mengantisipasi perubahan lingkungan. Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi profesionalisme aparatur menurut tesis ini adalah keberadaan sistem dimana birokrasi beroperasi seperti: visi-misi organisasi, struktur organisasi, faktor kepemimpinan dan sistem penghargaan. Berdasarkan faktor tersebut, terlihat jelas bahwa profesionalisme aparatur Kantor catatan Sipil dipengaruhi oleh faktor faktor diatas. Sebagai bentuk solusi efektif guna mengakhiri berbagai patologi tersebut maka tesis ini menawarkan langkah-langkah berikut: Pentingnya pelimpahan kewenangan yang bersifat otonom kepada Kantor Catatan Sipil, Menjadikan visi-misi organisasi sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi, Membangun struktur yang memungkinkan terjadinya pendelegasian wewenang dan pentingnya pembagian tugas organisasi yang didasarkan kepada misi organisasi, Pentingnya kepemimpinan yang demokratis, visioner, dan mampu mengarahkan serta memotivasi bawahan untuk bekerja secara profesional, Serta membangun sistem penghargaan yang relevan dengan beban kerja dan keahlian seseorang serta menyesuaikan dengan harga kebutuhan hidup bagi seseorang.

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA AKADEMIK DOSEN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIPEKERJAKAN (PNS DPK)

Pada dasarnya produktivitas kerja dosen di-pengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat pen-didikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, pengalaman kerja, sikap mental, kondisi fisik, teknologi, jaminan sosial, keselamatan dan kesejahteraan kerja, manajemen maupun kebijakan yang diterapkan, terutama pimpinan yayasan-universitas. Menurut para ahli bahwa dari sekian banyak faktor, motivasi merupakan faktor yang menentukan dan strategis. Motivasi merupakan sesuatu yang muncul karena adanya kebutuhan baik materi maupun bukan materi dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Kebutuhan materi dapat berupa pemenuhan kebutuhan fisiologi, atau kebutuhan fisik berupa pakaian, rumah, fasilitas transortasi, uang dan lainnya. Sedangkan kebutuhan bukan materi yaitu keamanan/ keselamatan, sosial, penghargaan/harga diri, aktualisasi diri. Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. untuk mengetahui apakah motivasi yang meliputi pemenuh-an kebutuhan fisiologi, keamanan/keselamatan, sosial, penghargaan/harga diri serta aktualisasi diri mem-punyai pengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja akademik dosen, dan 2. mengetahui jenis pemberian motivasi yang mana diantara fisiologi, kemanan/ keselamatan, sosial, penghargaan/harga diri serta aktualisasi diri yang berpengaruh paling besar ter-hadap tingkat produktivitas kerja akademik dosen. Penelitian ini dilakukan terhadap dosen di UNISKA yang berstatus PNS DPK Kopertis dan Kopertais XI Kalimantan Banjarmasin yang sampel-nya diambil 50 persen dari jumlah keseluruhan dosen PNS DPK yang tersebar di 7 Fakultas dan 9 Program Studi (34 PNS DPK). Data yang diperlukan dalam penelitian ini yakni data skunder dan data primer. Data skunder dari Universitas, Fakultas, Program Studi. Sedangkan primer diperoleh dengan meng-gunakan kuesioner. Analisisnya adalah regresi dan korelasi, Uji F danUji T yang digunakan untuk menguji persamaan regresi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa : Variabel fisiologi (X1) semakin meningkatnya variabel produktivitas kerja akademik dosen, disusul dengan penghargaan (X2), kebutuhan sosial (X3) aktualisasi diri (X5) dan keamanan (X4). Sementara keeratan hubungan (r) antara variabel independen dengan dependen berturut-turut mulai yang paling kuat adalah fisiologi 43 (50,6%), penghargaan/harga diri 40 (47%), sosial 37 (43,4%), aktualisasi diri 36 (42,2%), sedangkan keamanan 33 (38%). Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan maka disimpulkan : motivasi yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisiologi, keamanan/ keselamatan, sosial, penghargaan/harga diri, dan aktualisasi diri berpengaruh terhadap produktivitas kerja akademik dosen. Faktor yang sangat kuat berpengaruh adalah fisiologi kemudian peng-hargaan, sosial, aktualisasi diri, dan keamanan.

Kamis, 28 Juni 2012

PROFESIONALISME APARATUR

Profesionalisme aparatur birokrasi publik sangat erat kaitannya dengan penyelenggaraaan pemerintahan yang baik (good governance) dan bagi siapa saja yang berhadapan dengan birokrasi dalam pelayanan publik. Pentingnya mencermati profesionalisme aparatur birokrasi di Indonesia karena aparatur birokrasi publik seringkali bertindak reaktif terhadap perubahan lingkungan (kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi) bahkan cenderung tidak responsif, inovatif dan bersikap masa bodoh dalam menyelenggarakan pelayanan publik. Tesis ini juga memperlihatkan bukti konkrit tentang fenomena tersebut, dimana penelitian ini mengambil tempat pada Kantor Catatan Sipil Kota Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut ditemukan berbagai patologi yang telah mendarah daging pada diri aparatur dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi organisasi. Seperti patologi red tape, pungli, menunggu petunjuk atasan, dan lainnya. Dalam penelitian ini juga ditemukan faktor utama yang menghambat profesionalisme aparatur birokrasi publik yaitu keberadaan aturan formal yang secara kaku mengatur tentang peran dan tugas masing masing bagian sehingga aparatur Kantor Catatan Sipil dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi tidak berorientasi kepada apa yang menjadi misi organisasi tapi lebih cenderung kepada aturan formal dan petunjuk atasan. Konsekuensi dari kekakuan tersebut membuat aparat menjadi tidak responsif dan inovatif dalam mengantisipasi perubahan lingkungan. Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi profesionalisme aparatur menurut tesis ini adalah keberadaan sistem dimana birokrasi beroperasi seperti: visi-misi organisasi, struktur organisasi, faktor kepemimpinan dan sistem penghargaan. Berdasarkan faktor tersebut, terlihat jelas bahwa profesionalisme aparatur Kantor catatan Sipil dipengaruhi oleh faktor faktor diatas. Sebagai bentuk solusi efektif guna mengakhiri berbagai patologi tersebut maka tesis ini menawarkan langkah-langkah berikut: Pentingnya pelimpahan kewenangan yang bersifat otonom kepada Kantor Catatan Sipil, Menjadikan visi-misi organisasi sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi, Membangun struktur yang memungkinkan terjadinya pendelegasian wewenang dan pentingnya pembagian tugas organisasi yang didasarkan kepada misi organisasi, Pentingnya kepemimpinan yang demokratis, visioner, dan mampu mengarahkan serta memotivasi bawahan untuk bekerja secara profesional, Serta membangun sistem penghargaan yang relevan dengan beban kerja dan keahlian seseorang serta menyesuaikan dengan harga kebutuhan hidup bagi seseorang.

ETIKA BIROKRASI DALAM ADMINISTRASI PEMBANGUNAN Tantangan Menghadapi Era Globalisasi

Pertama -tama perkenankanlah saya menyampaikan selamat kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, yang sekarang sedang memperingati hari jadinya yang ke-41. Sungguh merupakan kebahagiaan bagi saya dapat turut hadir pada upacara peringatan ini, terutama karena saya merasa juga sebagai warga fakultas ini sebab saya telah memperoleh penghargaan gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada dalam bidang kajian fakultas ini. Kesempatan ini juga terkait dengan telah selesai dibangunnya gedung program Magister Administrasi Publik (MAP), yang pembangunannya dilakukan secara swadana. Sekali lagi saya ingin mengucapkan selamat kepada Universitas Gadjah Mada, khususnya warga yang terlibat dalam program tersebut. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya diminta untuk menyampaikan kuliah umum dengan sebuah tema yang telah dipilih oleh pimpinan universitas untuk menjadi bahan pembahasan, yaitu etika birokrasi pembangunan dengan penekanan khusus pada tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam era globalisasi dan menyongsong era liberalisasi perdagangan dunia. Dalam membahas tema itu, saya ingin memulainya dengan secara singkat mengungkapkan pemikiran-pemikiran yang berkembang dalam ilmu administrasi, khususnya administrasi negara, mengenai etika administrasi, kemudian memproyeksikannya kepada tantangan bagi birokrasi pemba ngunan, terutama dalam menghadapi era glo balisasi. Mengingat luasnya subjek yang menjadi bahan pembahasan, padahal waktunya amat terbatas, dengan sendirinya apa yang dapat saya sajikan hanyalah paparan secara sangat ringkas dalam kerangka pikir tertentu, dan di sana -sini mendalami berbagai aspeknya.

EKONOMI KERAKYATAN DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT: SUATU KAJIAN KONSEPTUAL

Saat mendapat tugas untuk mebahas konsep ekonomi kerakyatan dalam kaitan dengan makalah Prof. Mubyarto tentang “Ekonomi Kerakyatan dalam Era Globalisasi dan Otonomi Daerah”, saya mencoba untuk menangkap (baca: memahami) makna kata ‘rakyat’ secara utuh. Akhirnya saya sampai pada pemahaman bahwa rakyat sendiri bukanlah sesuatu obyek yang bisa ‘ditangkap’ untuk diamati secara visual, khususnya dalam kaitan dengan pembangunan ekonomi. Kata rakyat merupakan suatu konsep yang abstrak dan tidak dapat di’tangkap’ untuk diamati perubahan visual ekonominya. Kata rakyat baru bermakna secara visual jika yang diamati adalah individualitas dari rakyat (Asy’arie, 2001). Ibarat kata ‘binatang’, kita tidak bisa menangkap binatang untuk mengatakan gemuk atau kurus, kecuali binatang itu adalah misalnya seekor tikus. Persoalannya ada begitu banyak obyek yang masuk dalam barisan binatang (tikus, kucing, ular, dll.), sehingga kita harus jelas mengatakan binatang yang mana yang bentuk visualnya gemuk atau kurus. Pertanyaan yang sama harus dikenakan pada konsep ekonomi rakyat, yaitu ekonomi rakyat yang mana, siapa, di mana dan berapa jumlahnya. Karena dalam dimensi ruang Indonesia semua orang (Indonesia) berhak untuk menyandang predikat ‘rakyat’. Buruh tani, konglomerat, koruptor pun berhak menyandang predikat ‘rakyat’. Sama seperti jika seekor kucing digabungkan dengan 100 ekor tikus dalam satu ruang, maka semuanya disebut binatang. Walaupun dalam perjalanannya seekor kucing dapat saja menelan 100 ekor tikus atas nama binatang.

EFEKTIFITAS PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN MELALUI INTEGRASI DINAMIS ANTARA PENYULUH PERTANIAN DAN PETANI

Efektifiatas penyelenggaraan penyuluhan pertanian ditentukan oleh integrasi, koordinasi dan sinkronisasi antara seluruh sistem dalam penyelenggara penyuluhan. Keberhasilan penyuluhan pertanian pada era tahun 1984 dibandingkan dengan perjalanannya pada tahun kurun waktu 1984-2006 menjadi bahan untuk mengakaji kembali perlunya seluruh elemen dalam sistem penyuluhan berjalan sinergis mulai dari pusat sampai pelaksana di lapangan (petani) Keterlibatan aktif petani secara utuh sebagai pelaku utama dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian akan membangun kemampuan petani dalam menghadapi dan menacari alternatif pemecahan masalah, tantangan dan kedala dalam berusaha tani.

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BONTORANNU KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Bontorannu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Bontorannu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskripsi kualitatif. Dengan metode ini diharapkan pula mampu mengungkap dan memecahkan permasalahan-permasalahan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bontorannu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Waktu penelitian berlangsung 2 (dua) bulan yaitu tepatnya bulan Agustus sampai dengan Oktober 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan program pemberdayaan masyarakat di di Kelurahan Bontorannu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto tidak terlepas dari strategi yang diterapkan dengan memprioritaskan partisipasi masyarakat serta masyarakat diberi kepercayaan untuk memilih kegiatan usahanya dan diberi bimbingan berupa pendampingan. Kerangka pendekatan yang komprehensif, holistik dan harmonis dengan memperhartikan sistem nilai, kelembagaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat setempat, potensi lokal, unit usaha masyarakat dan daya dukung lingkungan. outputnya tidak saja meningkatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, pengawasan dan pengelolaan sumber daya, tetapi juga akan lebih menjamin kesinambungan peningkatan kesejahteraan dan sumber daya